Sepenggal Cerita dari Pertemuan dengan Wakil Rakyat....
Tunis,
Udara malam itu memang tidak seperti biasanya. walaupun secara perhitungan alam bulan April ini cuaca sudah berganti menjadi hangat. Ternyata, keadaanIbukota Tunisia ini belum sepenuhnya beranjak dari musim dingin. malahan semilir angin lautnya hampir sama kuatnya dengan Januari atau dipermulaan Febuari kemarin. Ramalan cuaca dari Tv7 Tunis pun memang membenarkan, siklus udara diseputar perairan Mediterania yang membawa uap dingin dari daratan Eropa akan menghembus kuat Negara-negara seputar Afrika utara tak terkecuali Tunis yang berada disemenanjung paling Ujung Afrika.
Tapi semua itu tidak menyurutkan niat saya ingin bertatap muka secara langsung dengan para wakil Rakyat. sore-sore, setelah Kuliyah dari Universitas Zetouna; langsung bertolak kepusat perkumpulan Pelajar Indonesia (Association des Etudiants Indonésiens en Tunisie) di Sedjoumi El Hilal. tak jauh dari kampus tercinta Ma'dah Hadharah Al Islamiyyah. Tapi baru Sekitar pukul 18.30-an dengan Bis Renoult 37 MD 12 milik Kedutaan. kita semua mahasiswa yang cuma berjumlah 16 orang itu berangkat menuju perkantoran Rue Oubeira daerah Berges Du Lac.
Anda akan sedikit heran, Jam 20.05 itu baru saja masuk waktu shalat Maghrib. sama ketika kami sampai di Kedutaan Republik Indonesia Tunis itu, tak lama kemudian berkumandang adzan dari mesjid yang hanya beberapa bangunan dari kedutaan kita. selepas Shalat Maghrib Berjamaah. tak lupa berilaturahmi dengan para staf lokal, ibu-ibu Dharma Wanita, beserta keluarga mereka. bertemu dengan mereka seperti membukakan memori tentang istimewanya satu nasionalisme, rasa kebangsaan. saya merasakan seperti Back to Home. sedikit itu indah, walaupun segelintir orang tapi kita kuat dan selalu bahu membahu mengenalkan indonesia pada mereka yang diluar. memori untuk bertatap muka pada keluarga dan kampung halaman yang diseberang pulau itu saya tumpahkan disini, bersama mereka. ah.. kalau saya bercerita tentang kerinduan pada Indonesia tak akan habis beribu halaman untuk mengungkapkannya cieh....
sesumbar berita kedatangan para Wakil Rakyat, memang telah santer kami terima beberapa minggu sebelumnya. kunjungan yang diprakarsai oleh parlemen tunisia dalam rangka Rapat bersama antara parlemen kedua negara tersebut memang telah berlangsung dari beberapa hari kebelakang. satu minggu mereka bertujuh Anggota Komisi VII tersebut akan menjajaki setiap sudut pesona Tunis yang Eksotik. Disamping mereka tidak akan lupa dengan tugas utama untuk menghadiri pertemuan penting bersama Parlemen serta menteri Pendidikan tinggi untuk menghasilkan beberapa perjanjian MOU dalam bidang pendidikan, ekonomi, budaya dan yang lainnya.
Sekitar pukul 20.00 Ruangan Nusantara KBRI Tunis telah disulap menjadi pesta kecil, dengan hidangan istimewa ala prasmanan. beberapa makanan khas indonesia seperti Daging ala balado, sop isi baso dan daging, sampai Ikan Cobek telah siap tersaji. tak lupa terselip hidangan manisan khas Tunis seperti Makroud Kairouan, manisan gaya bola; Baklouah serta Kurma yang sudah terkenal diseluruh pelosok arab, sebagai produk dengan kualitas terbaik.
kita dibuat sedikit degdegan, menunggu kedatangan para tamu itu (Insert; Anggota Parlemen) yang tadi siang bertolak menuju Sousse. kota pariwisata yang tak boleh dilewatkan para Turis yang datang menuju Tunisie ini.
Baru pukul 21.00, rombongan tersebut datang dengan puluhan para Jurnalis dari beberapa media masa Indonesia yang sengaja di datangkan oleh pemerintah Tunisia. kontan saja, jamuan menjadi membengkak. saya yang saat itu menjadi Penerima tamu diruangan Utama bersama Bang Ridho,senior yang kurang lebih setahun lagi menyelesaikan License-nya. Dengan stelan Batik yang saya beli dari Tanah Abang beberapa waktu sebelum keberangkatan study ke Tunis. sesekali memang terlihat seperti Pramusaji di Hotel-hotel Indonesia. Tak apalah. awalnya memang terasa kaku harus berhadapan langsung dengan para pejabat itu. beberapa nama yang masih saya ingat, salah satunya ada Bapak Sony Kraf, yang dulu pernah jadi menteri lingkungan hidup di Era Gusdur, bapak Agusman Effendi dari Golkar sebagai Ketua Komisi, Muhammad Najib Msc; dari PAN, ada Wahyuddin Munawir dari golongan Partai 'Tarbiyyah' PKS Sultan Bhatoegana dari PD, Zainudin amali dan Kahar Muzanin dari Golkar.
setelah acara Diner yang selesai sekitar 45 menit itu, kita menuju Ruangan samping Nusantara. Disana telah berderet kursi-kursi menyerupai tempat konferensi mini, tapi secara off recorder. dan inilah acara sesungguhnya yang kita tunggu-tunggu, dimana para Anggota Legislatif itu membawa oleh-oleh cerita seputar negeri kelahiran. walaupun dengan wajah-wajah yang sedikit tergurat rasa lelah, tapi tak menyurutkan antusiasme mereka bertatap muka serta berdialog dengan masyarakat Indonesia di Tunisie. sesekali, terdengan gurauan humor dari pemaparan bapak Agusman atau bapak sultan yang disambut tawa meriah dari audience semuanya. Bapak Agusman yang ternyata Ketua Harian KONI itu, memberi penjelasan tentang kunjungannya ke Tunis yang merupakan rangkaian undangan dari Parlemen Tunisia dan Jerman itu. Dalam rangka meeting pembahasan seputar perkembangan Tekhnologi Tsunami. seputar Isu hak interpelasi DPR terhadap pernyataan pemerintah yang menyutujui sanksi PBB terhadap Iran.
Dalam session tanya jawab tidak kalah menariknya, para anggota Parlemen sedikit Kebakaran Jenggot ketika ditanya tentang anggaran belanja Laptop. Dengan nada humor Arwani, mahasiswa yang bertanya mengungkapkan "asal bapak tau aja, alhamdulillah kita semua mahasiswa yang belajar di Tunis. hampir semua memiliki laptop hasil jerih payah kita sendiri, masa nggak malu hanya buat Laptop aja harus pake uang rakyat nih... " kontak saja disambut tawa riuh semuanya. Dede Permana beserta Iqbal memberikan masukan terkait study di Tunis yang ternyata MOU antara pemerintah Indonesia dan Tunisia telah kadaluarsa. sehingga tidak ada perjanjian Schoolarshif untuk jenjang master dalam dua tahun terakhir ini. . sesekali para mahasiswa promosi pendidikan tunisia, supaya mendapatkan tindak lanjut yang riel dari pemerintah Indonesia. dan beliau berjanji akan meninjak lanjutinya pada pemerintah dengan membuat usulan di Rapat hasil kunjungan. selain besok tanggal 05 April pukul 10.00 dijadualkan akan bertemu menteri dan Beberapa Staf Ahli Kementrian pendidikan tinggi Tunisia, akan disampaikan usulah penambahan mahasiswa dan kemungkinan pertukaran pelajar juga.
pertanyaan sedikit melenceng disampaikan oleh Staf Local Bapak Hannan, dia bertanya seputar kasus Ambalat, serta sipadan dan Ligitan. dengan nada humor dia mengungkapkan "meskipun saya 12 tahun di Tunis, tapi nasionalisme saya tidak pernar padam. maka saya tak rela sejengkalpun tanah dari indonesia di ambil oleh negara lain.... " ungkapnya dengan menggebu-gebu. untung saja tidak sampai meneriakan "ganyang malaysia".
akhirnya forum itu berakhir pukul 23.30. Setelah Bapak Hertomo Reksodiputro, selaku Dubes memberikan Cinderamata kepada semua Anggota DRP komisi VII. diselingi foto-foto dan tukar kartu nama dari beberapa Tamu tersebut. terima kasih bapak-bapak tentang cerita-ceritanya, motivasinya....
Insya allah we'lln be next Generetion yang akan membangun Indonesia dengan sepenuh hati kami. Bravo Indonesia........
Tunis,
Udara malam itu memang tidak seperti biasanya. walaupun secara perhitungan alam bulan April ini cuaca sudah berganti menjadi hangat. Ternyata, keadaanIbukota Tunisia ini belum sepenuhnya beranjak dari musim dingin. malahan semilir angin lautnya hampir sama kuatnya dengan Januari atau dipermulaan Febuari kemarin. Ramalan cuaca dari Tv7 Tunis pun memang membenarkan, siklus udara diseputar perairan Mediterania yang membawa uap dingin dari daratan Eropa akan menghembus kuat Negara-negara seputar Afrika utara tak terkecuali Tunis yang berada disemenanjung paling Ujung Afrika.
Tapi semua itu tidak menyurutkan niat saya ingin bertatap muka secara langsung dengan para wakil Rakyat. sore-sore, setelah Kuliyah dari Universitas Zetouna; langsung bertolak kepusat perkumpulan Pelajar Indonesia (Association des Etudiants Indonésiens en Tunisie) di Sedjoumi El Hilal. tak jauh dari kampus tercinta Ma'dah Hadharah Al Islamiyyah. Tapi baru Sekitar pukul 18.30-an dengan Bis Renoult 37 MD 12 milik Kedutaan. kita semua mahasiswa yang cuma berjumlah 16 orang itu berangkat menuju perkantoran Rue Oubeira daerah Berges Du Lac.
Anda akan sedikit heran, Jam 20.05 itu baru saja masuk waktu shalat Maghrib. sama ketika kami sampai di Kedutaan Republik Indonesia Tunis itu, tak lama kemudian berkumandang adzan dari mesjid yang hanya beberapa bangunan dari kedutaan kita. selepas Shalat Maghrib Berjamaah. tak lupa berilaturahmi dengan para staf lokal, ibu-ibu Dharma Wanita, beserta keluarga mereka. bertemu dengan mereka seperti membukakan memori tentang istimewanya satu nasionalisme, rasa kebangsaan. saya merasakan seperti Back to Home. sedikit itu indah, walaupun segelintir orang tapi kita kuat dan selalu bahu membahu mengenalkan indonesia pada mereka yang diluar. memori untuk bertatap muka pada keluarga dan kampung halaman yang diseberang pulau itu saya tumpahkan disini, bersama mereka. ah.. kalau saya bercerita tentang kerinduan pada Indonesia tak akan habis beribu halaman untuk mengungkapkannya cieh....
sesumbar berita kedatangan para Wakil Rakyat, memang telah santer kami terima beberapa minggu sebelumnya. kunjungan yang diprakarsai oleh parlemen tunisia dalam rangka Rapat bersama antara parlemen kedua negara tersebut memang telah berlangsung dari beberapa hari kebelakang. satu minggu mereka bertujuh Anggota Komisi VII tersebut akan menjajaki setiap sudut pesona Tunis yang Eksotik. Disamping mereka tidak akan lupa dengan tugas utama untuk menghadiri pertemuan penting bersama Parlemen serta menteri Pendidikan tinggi untuk menghasilkan beberapa perjanjian MOU dalam bidang pendidikan, ekonomi, budaya dan yang lainnya.
Sekitar pukul 20.00 Ruangan Nusantara KBRI Tunis telah disulap menjadi pesta kecil, dengan hidangan istimewa ala prasmanan. beberapa makanan khas indonesia seperti Daging ala balado, sop isi baso dan daging, sampai Ikan Cobek telah siap tersaji. tak lupa terselip hidangan manisan khas Tunis seperti Makroud Kairouan, manisan gaya bola; Baklouah serta Kurma yang sudah terkenal diseluruh pelosok arab, sebagai produk dengan kualitas terbaik.
kita dibuat sedikit degdegan, menunggu kedatangan para tamu itu (Insert; Anggota Parlemen) yang tadi siang bertolak menuju Sousse. kota pariwisata yang tak boleh dilewatkan para Turis yang datang menuju Tunisie ini.
Baru pukul 21.00, rombongan tersebut datang dengan puluhan para Jurnalis dari beberapa media masa Indonesia yang sengaja di datangkan oleh pemerintah Tunisia. kontan saja, jamuan menjadi membengkak. saya yang saat itu menjadi Penerima tamu diruangan Utama bersama Bang Ridho,senior yang kurang lebih setahun lagi menyelesaikan License-nya. Dengan stelan Batik yang saya beli dari Tanah Abang beberapa waktu sebelum keberangkatan study ke Tunis. sesekali memang terlihat seperti Pramusaji di Hotel-hotel Indonesia. Tak apalah. awalnya memang terasa kaku harus berhadapan langsung dengan para pejabat itu. beberapa nama yang masih saya ingat, salah satunya ada Bapak Sony Kraf, yang dulu pernah jadi menteri lingkungan hidup di Era Gusdur, bapak Agusman Effendi dari Golkar sebagai Ketua Komisi, Muhammad Najib Msc; dari PAN, ada Wahyuddin Munawir dari golongan Partai 'Tarbiyyah' PKS Sultan Bhatoegana dari PD, Zainudin amali dan Kahar Muzanin dari Golkar.
setelah acara Diner yang selesai sekitar 45 menit itu, kita menuju Ruangan samping Nusantara. Disana telah berderet kursi-kursi menyerupai tempat konferensi mini, tapi secara off recorder. dan inilah acara sesungguhnya yang kita tunggu-tunggu, dimana para Anggota Legislatif itu membawa oleh-oleh cerita seputar negeri kelahiran. walaupun dengan wajah-wajah yang sedikit tergurat rasa lelah, tapi tak menyurutkan antusiasme mereka bertatap muka serta berdialog dengan masyarakat Indonesia di Tunisie. sesekali, terdengan gurauan humor dari pemaparan bapak Agusman atau bapak sultan yang disambut tawa meriah dari audience semuanya. Bapak Agusman yang ternyata Ketua Harian KONI itu, memberi penjelasan tentang kunjungannya ke Tunis yang merupakan rangkaian undangan dari Parlemen Tunisia dan Jerman itu. Dalam rangka meeting pembahasan seputar perkembangan Tekhnologi Tsunami. seputar Isu hak interpelasi DPR terhadap pernyataan pemerintah yang menyutujui sanksi PBB terhadap Iran.
Dalam session tanya jawab tidak kalah menariknya, para anggota Parlemen sedikit Kebakaran Jenggot ketika ditanya tentang anggaran belanja Laptop. Dengan nada humor Arwani, mahasiswa yang bertanya mengungkapkan "asal bapak tau aja, alhamdulillah kita semua mahasiswa yang belajar di Tunis. hampir semua memiliki laptop hasil jerih payah kita sendiri, masa nggak malu hanya buat Laptop aja harus pake uang rakyat nih... " kontak saja disambut tawa riuh semuanya. Dede Permana beserta Iqbal memberikan masukan terkait study di Tunis yang ternyata MOU antara pemerintah Indonesia dan Tunisia telah kadaluarsa. sehingga tidak ada perjanjian Schoolarshif untuk jenjang master dalam dua tahun terakhir ini. . sesekali para mahasiswa promosi pendidikan tunisia, supaya mendapatkan tindak lanjut yang riel dari pemerintah Indonesia. dan beliau berjanji akan meninjak lanjutinya pada pemerintah dengan membuat usulan di Rapat hasil kunjungan. selain besok tanggal 05 April pukul 10.00 dijadualkan akan bertemu menteri dan Beberapa Staf Ahli Kementrian pendidikan tinggi Tunisia, akan disampaikan usulah penambahan mahasiswa dan kemungkinan pertukaran pelajar juga.
pertanyaan sedikit melenceng disampaikan oleh Staf Local Bapak Hannan, dia bertanya seputar kasus Ambalat, serta sipadan dan Ligitan. dengan nada humor dia mengungkapkan "meskipun saya 12 tahun di Tunis, tapi nasionalisme saya tidak pernar padam. maka saya tak rela sejengkalpun tanah dari indonesia di ambil oleh negara lain.... " ungkapnya dengan menggebu-gebu. untung saja tidak sampai meneriakan "ganyang malaysia".
akhirnya forum itu berakhir pukul 23.30. Setelah Bapak Hertomo Reksodiputro, selaku Dubes memberikan Cinderamata kepada semua Anggota DRP komisi VII. diselingi foto-foto dan tukar kartu nama dari beberapa Tamu tersebut. terima kasih bapak-bapak tentang cerita-ceritanya, motivasinya....
Insya allah we'lln be next Generetion yang akan membangun Indonesia dengan sepenuh hati kami. Bravo Indonesia........
No comments:
Post a Comment